Masa depan target
KATEGORI
- Kinerja Aset
- Aset dan saluran inovasi
- Kerentanan gangguan
- Judul perusahaan
- Prospek masa depan perusahaan
AKSES DATA
Target Corporation adalah pengecer toko diskon terbesar ke-2 di Amerika, setelah Walmart. Didirikan oleh George Dayton dan berkantor pusat di Minneapolis, Minnesota, sebelumnya bernama Goodfellow Dry Goods pada bulan Juni 1902 sebelum diubah menjadi Dayton's Dry Goods Company pada tahun 1903 dan kemudian berganti nama menjadi Dayton Company pada tahun 1910. Toko Target pertama dimulai di Roseville, Minnesota pada tahun 1962 sedangkan perusahaan induknya berganti nama menjadi Dayton Corporation pada tahun 1967.
Aset inovasi dan Pipeline
Semua data perusahaan dikumpulkan dari laporan tahunan 2015 dan sumber publik lainnya. Keakuratan data ini dan kesimpulan yang diperoleh darinya bergantung pada data yang dapat diakses publik ini. Jika titik data yang tercantum di atas ditemukan tidak akurat, Quantumrun akan melakukan koreksi yang diperlukan pada halaman langsung ini.
KERENTANAN GANGGUAN
Berada di sektor ritel berarti perusahaan ini akan terpengaruh secara langsung dan tidak langsung oleh sejumlah peluang dan tantangan yang mengganggu selama beberapa dekade mendatang. Sementara dijelaskan secara rinci dalam laporan khusus Quantumrun, tren yang mengganggu ini dapat diringkas di sepanjang poin umum berikut:
*Pertama, omnichannel tidak bisa dihindari. Bata dan mortir akan bergabung sepenuhnya pada pertengahan 2020-an ke titik di mana properti fisik dan digital pengecer akan saling melengkapi penjualan satu sama lain.
* E-commerce murni sedang sekarat. Dimulai dengan tren klik-untuk-bata yang muncul di awal 2010-an, pengecer e-niaga murni akan menemukan bahwa mereka perlu berinvestasi di lokasi fisik untuk meningkatkan pendapatan dan pangsa pasar mereka dalam ceruk masing-masing.
*Ritel fisik adalah masa depan branding. Pembeli masa depan mencari untuk berbelanja di toko ritel fisik yang menawarkan pengalaman berbelanja yang berkesan, dapat dibagikan, dan mudah digunakan (berkemampuan teknologi).
*Biaya marjinal untuk memproduksi barang fisik akan mendekati nol pada akhir tahun 2030-an karena kemajuan signifikan yang akan datang dalam produksi energi, logistik, dan otomatisasi. Akibatnya, pengecer tidak lagi dapat secara efektif saling bersaing dalam harga saja. Mereka harus kembali fokus pada merek—untuk menjual ide, lebih dari sekadar produk. Ini karena di dunia baru yang berani ini di mana siapa pun dapat membeli apa saja secara praktis, bukan lagi kepemilikan yang akan memisahkan si kaya dari si miskin, melainkan akses. Akses ke merek dan pengalaman eksklusif. Akses akan menjadi kekayaan baru masa depan pada akhir 2030-an.
*Pada akhir tahun 2030-an, begitu barang fisik menjadi berlimpah dan cukup murah, barang tersebut akan lebih dipandang sebagai layanan daripada kemewahan. Dan seperti musik dan film/televisi, semua ritel akan menjadi bisnis berbasis langganan.
*Tag RFID, teknologi yang digunakan untuk melacak barang fisik dari jarak jauh (dan teknologi yang telah digunakan pengecer sejak tahun 80-an), akhirnya akan kehilangan batasan biaya dan teknologinya. Akibatnya, pengecer akan mulai menempatkan tag RFID pada setiap item yang mereka miliki, berapa pun harganya. Ini sangat penting karena teknologi RFID, bila digabungkan dengan Internet of Things (IoT), adalah teknologi yang memungkinkan, memungkinkan kesadaran inventaris yang ditingkatkan yang akan menghasilkan berbagai teknologi ritel baru.