Real estat metaverse: Mengapa orang membayar jutaan untuk properti virtual?

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Real estat metaverse: Mengapa orang membayar jutaan untuk properti virtual?

Real estat metaverse: Mengapa orang membayar jutaan untuk properti virtual?

Teks subjudul
Meningkatnya popularitas metaverse telah mengubah platform digital ini menjadi aset terpanas bagi investor real estat.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • November 7, 2022

    Ringkasan wawasan

    Dunia virtual bertransformasi menjadi pusat perdagangan digital yang ramai, dimana pembelian lahan virtual menjadi hal yang lumrah seperti halnya di dunia nyata. Meskipun tren ini membuka peluang unik dalam kreativitas dan perdagangan, tren ini juga menghadirkan serangkaian risiko baru, berbeda dari real estate tradisional. Meningkatnya minat terhadap properti virtual menunjukkan pergeseran nilai-nilai masyarakat terhadap aset digital, membentuk komunitas baru dan dinamika pasar.

    Konteks real estat metaverse

    Dunia virtual menjadi area perdagangan digital yang ramai, dengan ribuan transaksi terjadi setiap harinya, mulai dari seni digital hingga pakaian dan aksesoris avatar. Selain itu, investor menunjukkan minat yang besar untuk memperoleh lahan digital dalam metaverse, sebuah langkah yang bertujuan untuk memperluas portofolio aset digital mereka. Metaverse, istilah yang digunakan untuk menggambarkan lingkungan digital yang imersif, memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, seperti bermain game dan menghadiri konser virtual.

    Konsep metaverse sering dilihat sebagai evolusi dari game open-world sejenisnya World of Warcraft dan Sims, yang mendapatkan popularitas pada tahun 1990-an dan 2000-an. Namun, metaverse modern membedakan dirinya dengan mengintegrasikan teknologi canggih seperti blockchain, dengan penekanan pada Non-Fungible Tokens (NFT), dan penggunaan headset augmented dan virtual reality (VR/AR). Integrasi ini menandai pergeseran signifikan dari pengalaman bermain game tradisional ke ruang digital yang interaktif secara ekonomi.

    Peristiwa penting dalam pengembangan metaverse terjadi pada Oktober 2021 ketika Facebook mengumumkan rebrandingnya menjadi Meta, yang menandakan fokus strategis pada pengembangan metaverse. Setelah pengumuman ini, nilai real estate digital di metaverse melonjak, dengan peningkatan berkisar antara 400 hingga 500 persen. Lonjakan nilai ini menyebabkan hiruk pikuk di kalangan investor, dengan beberapa pulau pribadi virtual memiliki harga yang mencapai USD $15,000. Pada tahun 2022, menurut perusahaan real estate digital Republic Realm, transaksi properti virtual termahal mencapai USD $4.3 juta untuk sebidang tanah di Sandbox, salah satu metaverse berbasis blockchain terkemuka.

    Dampak yang mengganggu

    Pada tahun 2021, perusahaan investasi digital yang berbasis di Toronto, Token.com, menjadi berita utama dengan pembelian tanah di platform Decentraland senilai lebih dari USD $2 juta. Nilai properti virtual ini dipengaruhi oleh lokasinya dan tingkat aktivitas di area sekitarnya. Misalnya, di Sandbox, sebuah dunia maya terkemuka, seorang investor membayar USD $450,000 untuk menjadi tetangga rumah virtual milik rapper Snoop Dogg. 

    Memiliki lahan virtual menawarkan peluang unik untuk kreativitas dan perdagangan. Pembeli dapat langsung membeli tanah di platform seperti Decentraland dan Sandbox atau melalui pengembang. Setelah diperoleh, pemilik memiliki kebebasan untuk membangun dan menyempurnakan properti virtual mereka, termasuk membangun rumah, menambahkan elemen dekoratif, atau merenovasi ruang untuk meningkatkan interaktivitas. Mirip dengan real estat fisik, properti virtual telah menunjukkan apresiasi nilai yang signifikan. Misalnya, pulau virtual di Sandbox, yang awalnya dihargai USD $15,000 USD, melonjak menjadi USD $300,000 hanya dalam setahun, yang menunjukkan potensi keuntungan finansial yang besar.

    Meskipun popularitas dan penilaian real estat virtual meningkat, beberapa pakar real estat tetap skeptis. Kekhawatiran utama mereka adalah kurangnya aset berwujud dalam transaksi tersebut. Karena investasinya dilakukan pada properti virtual, dan tidak terikat pada tanah fisik, maka nilainya sebagian besar berasal dari perannya dalam komunitas virtual, bukan pada fundamental real estate tradisional. Perspektif ini menunjukkan bahwa meskipun real estat virtual menawarkan peluang baru bagi partisipasi masyarakat dan ekspresi kreatif, hal ini juga dapat membawa risiko yang berbeda dibandingkan dengan investasi properti tradisional. 

    Implikasi untuk real estat metaverse

    Implikasi yang lebih luas untuk real estat metaverse dapat mencakup:

    • Kesadaran dan penerimaan masyarakat yang meningkat untuk membeli dan memperdagangkan aset digital terkait dengan berbagai metaverse.
    • Peningkatan komunitas metaverse blockchain yang datang dengan pengembang, tuan tanah, agen real estat, dan tim pemasaran mereka sendiri.
    • Lebih banyak orang berinvestasi di real estat virtual dan memiliki berbagai jenis properti virtual seperti klub, restoran, dan gedung konser.
    • Pemerintah, lembaga keuangan, dan entitas besar lainnya membeli sebidang tanah yang sesuai di metaverse, seperti balai kota dan bank.
    • Institusi pasca sekolah menengah membuat kursus pendidikan tentang pembelian dan pengelolaan real estat dan aset digital.
    • Pemerintah semakin mengeluarkan undang-undang yang mengatur pembuatan, penjualan, dan perpajakan aset digital.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Aset lain apa yang mungkin dimiliki atau dikembangkan orang selain real estat digital?
    • Apa batasan potensial dari memiliki real estat metaverse?

    Referensi wawasan

    Tautan populer dan institusional berikut dirujuk untuk wawasan ini: