Bandara otomatis: Bisakah robot mengelola lonjakan penumpang global?

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Bandara otomatis: Bisakah robot mengelola lonjakan penumpang global?

Bandara otomatis: Bisakah robot mengelola lonjakan penumpang global?

Teks subjudul
Bandara yang berjuang untuk mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang secara agresif berinvestasi dalam otomatisasi.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • 17 Maret, 2023

    Setelah pandemi COVID-2020 tahun 19, para pelancong di seluruh dunia menantikan normal baru di mana perjalanan internasional menjadi lebih mudah diakses lagi. Namun, kenormalan baru ini melibatkan bandara yang dihadapkan pada tugas menantang untuk mengelola lebih banyak penumpang secara efisien, sekaligus meminimalkan penyebaran pandemi di masa mendatang. Untuk memenuhi permintaan ini, teknologi otomasi, seperti kios check-in mandiri, mesin pengantaran bagasi, dan sistem identifikasi biometrik, dapat memainkan peran penting dalam merampingkan proses bandara dan meningkatkan pengalaman penumpang.

    Konteks bandara otomatis

    Dengan pesatnya pertumbuhan perjalanan udara, bandara di seluruh dunia bergulat dengan tantangan menangani peningkatan jumlah penumpang. International Air Transport Association (IATA) memperkirakan jumlah penumpang udara akan mencapai 8.2 miliar pada tahun 2037, dengan sebagian besar pertumbuhan diperkirakan berasal dari Asia dan Amerika Latin. Perusahaan otomasi yang berbasis di Singapura SATS Ltd memperkirakan lebih lanjut bahwa selama dekade berikutnya, lebih dari 1 miliar orang Asia akan menjadi penerbang pertama kali, menambah tekanan yang sudah meningkat pada bandara untuk mengakomodasi lonjakan jumlah penumpang ini.

    Agar tetap terdepan dalam persaingan, bandara berupaya meningkatkan layanan dan merampingkan operasinya. Salah satu contohnya adalah Bandara Internasional Changi Singapura, yang telah banyak berinvestasi dalam teknologi otomasi untuk mempromosikan pengalaman tanpa kontak dan layanan mandiri bagi penumpang. Upaya ini membuahkan hasil, karena bandara ini mempertahankan predikat "Bandara Terbaik di Dunia" dari perusahaan konsultan Skytrax selama delapan tahun berturut-turut.

    Bandara lain di seluruh dunia juga menerapkan otomatisasi dengan berbagai cara. Beberapa menggunakan robot untuk memindahkan dan memproses penumpang, bagasi, kargo, dan bahkan garbarata. Metode ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kecepatan operasional bandara tetapi juga mengurangi kebutuhan akan campur tangan manusia dan risiko kontak fisik, menjadikan pengalaman bandara lebih aman dan higienis bagi penumpang di era pasca pandemi. Dengan teknologi otomasi yang terus berkembang, kemungkinan peningkatan lebih lanjut dalam pengoperasian bandara tampaknya tidak terbatas.

    Dampak yang mengganggu

    Mengintegrasikan teknologi otomasi di bandara melayani dua tujuan utama: mengurangi kemacetan lalu lintas dan menghemat biaya operasional. Manfaat ini diperoleh dengan mengotomatiskan banyak proses dan tugas, mulai dari menangani bagasi dan memproses penumpang hingga pembersihan dan pemeliharaan. Di Changi, misalnya, kendaraan otonom memindahkan bagasi dari pesawat ke korsel hanya dalam waktu 10 menit, secara signifikan mengurangi waktu tunggu penumpang. Garbarata bandara juga menggunakan laser dan sensor untuk memposisikan diri secara akurat dan memastikan keselamatan penumpang turun.

    Di bandara lain, seperti Terminal 1 Sydney, penumpang dapat memanfaatkan kios swalayan untuk penyerahan tas atau check-in bagasi, sehingga mengurangi kebutuhan akan campur tangan manusia. Bandara AS juga menggunakan teknologi pemindaian wajah untuk memproses dan menyaring penumpang, membuat prosesnya lebih cepat dan efisien. Otomasi tidak terbatas pada tugas yang berhadapan dengan penumpang, karena robot digunakan di berbagai area operasi bandara, seperti pengemasan alat makan, membersihkan karpet, dan tugas pemeliharaan lainnya. Metode ini juga mengkonsolidasikan tim dan pekerjaan, mengurangi kebutuhan staf tambahan.

    Terminal 4 (T4) Changi adalah bukti potensi otomatisasi bandara. Fasilitas yang sepenuhnya otomatis menggunakan bot, pemindaian wajah, sensor, dan kamera dalam setiap proses, mulai dari menara kontrol hingga komidi putar bagasi hingga pemeriksaan penumpang. Bandara saat ini belajar dari teknologi otomasi T4 untuk membangun Terminal 5 (T5), yang dirancang untuk menjadi bandara kedua di negara itu dan menangani 50 juta penumpang setiap tahunnya. 

    Implikasi bandara otomatis

    Implikasi yang lebih luas dari bandara otomatis dapat mencakup:

    • Proses check-in dan penyaringan yang lebih cepat yang tidak lagi memerlukan agen manusia, termasuk menggunakan data berbasis cloud untuk memverifikasi penumpang dan melacak pergerakan.
    • Perusahaan keamanan siber mengembangkan keamanan data penerbangan untuk memastikan bahwa menara kontrol dan peralatan Internet of Things (IoT) lainnya terlindungi dari peretas.
    • AI memproses miliaran data penumpang dan pesawat individu untuk memprediksi kemungkinan kemacetan, risiko keamanan, dan kondisi cuaca, serta menyesuaikan operasi secara proaktif untuk mengatasi pola ini.
    • Potensi kehilangan pekerjaan, terutama di area seperti check-in, penanganan bagasi, dan keamanan.
    • Mengurangi waktu tunggu, meningkatkan ketepatan waktu penerbangan, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing yang lebih tinggi.
    • Meningkatkan keamanan bandara secara keseluruhan dengan mengurangi risiko kesalahan manusia.
    • Pengembangan sistem baru dan lebih baik, semakin memajukan industri penerbangan.
    • Pengurangan biaya untuk maskapai penerbangan dan penumpang, seperti harga tiket yang lebih rendah, melalui peningkatan efisiensi dan penurunan biaya operasional.
    • Perubahan kebijakan pemerintah terkait tenaga kerja dan perdagangan, serta peraturan keamanan.
    • Emisi dan konsumsi energi yang lebih rendah, mengarah ke pengoperasian bandara yang lebih berkelanjutan.
    • Meningkatnya kerentanan terhadap kegagalan teknologi atau serangan dunia maya karena industri penerbangan terlalu mengandalkan sistem otomatis.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Apakah Anda lebih suka melalui proses onboarding dan screening bandara otomatis?
    • Menurut Anda, bagaimana lagi bandara otomatis akan mengubah perjalanan global?

    Referensi wawasan

    Tautan populer dan institusional berikut dirujuk untuk wawasan ini: