Media sintetik di Hollywood: Reel atau tidak nyata?

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Media sintetik di Hollywood: Reel atau tidak nyata?

Media sintetik di Hollywood: Reel atau tidak nyata?

Teks subjudul
Ketertarikan Hollywood yang semakin meningkat terhadap media sintetik menciptakan dunia di mana realisme yang dihasilkan AI saling terkait dengan labirin etika.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • Februari 16, 2024

    Ringkasan wawasan

    Media sintetik mengubah pendekatan Hollywood terhadap pembuatan film dengan memungkinkan terciptanya karakter dan adegan digital yang nyata, membentuk kembali cara cerita diceritakan dan dialami. Namun, kemajuan ini membawa tantangan, termasuk kekhawatiran etika dalam penggunaan kemiripan digital dan potensi pembuatan konten yang menyesatkan. Seiring dengan adaptasi industri, terdapat perubahan dalam bidang pekerjaan, teknik penyampaian cerita, dan kebutuhan akan kerangka hukum baru.

    Media sintetis dalam konteks Hollywood

    Media sintetik semakin mempengaruhi Hollywood, membentuk kembali produksi film tradisional dan metode pembuatan konten. Di Hollywood, media sintetik digunakan untuk menghasilkan karakter digital yang realistis, lingkungan, dan efek khusus, yang menantang batasan konvensional dalam pembuatan film. Pendekatan ini memungkinkan terciptanya adegan dan karakter yang sulit atau tidak mungkin diproduksi menggunakan metode tradisional. Misalnya, media sintetik telah memungkinkan aktor-aktor yang mendiang untuk direproduksi dalam adegan-adegan baru, menawarkan perpaduan antara nostalgia dan keajaiban teknologi. 

    Fondasi teknologi media sintetik di Hollywood bergantung pada algoritma kecerdasan buatan (AI) yang canggih. Algoritme ini, khususnya yang berbasis pembelajaran mendalam (DL), dapat menganalisis kumpulan data ekstensif dari cuplikan film dan gambar yang ada untuk membuat konten fotorealistik baru. Proses ini mencakup pembuatan efek ganda atau penghilangan penuaan digital, di mana versi aktor yang lebih muda dapat digambarkan secara meyakinkan (misalnya, Harrison Ford dalam Indiana Jones dan Dial of Destiny). Ketepatan teknologi dalam menangkap ekspresi wajah dan gerakan memungkinkan integrasi elemen sintetis ke dalam rekaman live-action dengan lebih mulus. 

    Terlepas dari potensinya, penggunaan media sintetis di Hollywood disertai dengan tantangan dan kekhawatiran. Salah satu permasalahan utamanya adalah masalah keaslian dan potensi pembuatan konten yang menyesatkan, terutama dengan maraknya deepfake. Hollywood juga bergulat dengan implikasi etis dari penggunaan kemiripan seorang aktor, terutama dalam penggambaran anumerta (misalnya, Carrie Fisher dalam The Rise of Skywalker). Mengganti pelaku di belakang layar dengan pengganti AI merupakan masalah etika penting lainnya, seperti yang disoroti dalam serangan SAG-AFTRA tahun 2023. 

    Dampak yang mengganggu


    Media sintetik di Hollywood menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam pembuatan dan konsumsi konten. Hal ini memungkinkan pembuat film untuk melampaui batasan fisik dan waktu, memungkinkan penciptaan adegan dan karakter di luar lingkup pembuatan film tradisional. Tren ini mungkin mengarah pada era di mana tokoh sejarah dan aktor masa lalu dapat digambarkan secara realistis dalam produksi baru, memberikan perspektif penceritaan yang segar (dan membuat plot “multiverse” tersebut berhasil).

    Bagi tenaga kerja di Hollywood, peran pekerjaan dapat berubah, seiring dengan meningkatnya permintaan akan keterampilan di bidang AI dan pembuatan konten digital. Namun, mungkin ada berkurangnya peluang dalam peran tradisional, seperti tata rias, desain set, dan pertunjukan pemeran pengganti. Pergeseran ini memerlukan fokus pada pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan bagi para profesional industri agar tetap relevan meskipun ada AI, termasuk melindungi hak para pelaku untuk memperoleh penghasilan dari segala bentuk digital selamanya.

    Dari sudut pandang masyarakat, kemunculan media sintetik menimbulkan pertanyaan penting mengenai etika dan peraturan. Terdapat kebutuhan akan pedoman dan kerangka etika yang jelas untuk mengatur penggunaan digital double, terutama pada masa anumerta. Potensi penyalahgunaan dalam pembuatan konten yang menyesatkan juga memerlukan teknologi deteksi canggih dan inisiatif literasi media untuk membantu khalayak membedakan konten nyata dan konten sintetis. 

    Implikasi media sintetik di Hollywood

    Implikasi yang lebih luas dari media sintetik di Hollywood dapat mencakup: 

    • Peningkatan realisme dalam produksi film, menghasilkan film yang lebih imersif dan menawan secara visual.
    • Munculnya genre dan metode bercerita baru, memanfaatkan kemampuan menciptakan adegan atau karakter apa pun.
    • Peningkatan penggunaan aktor digital untuk adegan berbahaya atau mustahil, meningkatkan keselamatan dalam produksi film.
    • Potensi kekhawatiran etis atas penggambaran aktor yang telah meninggal, sehingga mengarah pada diskusi tentang hak dan persetujuan anumerta.
    • Pengembangan undang-undang dan peraturan baru untuk mengatasi penggunaan etis media sintetis dan deepfake.
    • Peningkatan aksesibilitas terhadap alat produksi berkualitas tinggi untuk studio kecil dan pembuat film independen, sehingga mendemokratisasi produksi film.
    • Potensi manfaat lingkungan dengan mengurangi kebutuhan akan lokasi fisik, alat peraga, dan pembuatan film di lokasi.
    • Para aktor secara sukarela menciptakan digital ganda mereka untuk memperluas potensi penghasilan mereka.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Bagaimana meningkatnya penggunaan media sintetik di Hollywood berdampak pada keterampilan dan peran tradisional dalam industri film?
    • Bagaimana kerangka etika dan hukum dapat berkembang untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh media sintetis, terutama terkait penggunaan kemiripan dengan seseorang?