Vaksin HIV: Apakah sekarang mungkin untuk mengembangkan vaksin HIV?

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Vaksin HIV: Apakah sekarang mungkin untuk mengembangkan vaksin HIV?

Vaksin HIV: Apakah sekarang mungkin untuk mengembangkan vaksin HIV?

Teks subjudul
Perkembangan vaksin HIV memberikan secercah harapan bahwa obatnya akan ditemukan suatu hari nanti.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • Februari 6, 2024

    Ringkasan wawasan

    Terdapat kemajuan luar biasa dalam pengembangan vaksin, terutama selama pandemi COVID-19, dengan teknologi messenger RNA (mRNA) menjadi salah satu terobosan yang paling menonjol. Namun, pencarian vaksin HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang efektif masih menjadi tantangan, meskipun penelitian yang menjanjikan masih dilakukan. Virus ini sulit ditargetkan dengan pendekatan vaksin tradisional karena kemampuannya bermutasi dengan cepat. 

    Vaksin untuk konteks HIV

    Ada kemajuan signifikan dalam pengobatan HIV, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Meskipun masih belum ada obat untuk penyakit ini, kini tersedia obat-obatan yang dapat mengurangi tingkat virus dalam tubuh, sehingga memungkinkan orang untuk menjalani kehidupan yang utuh. Selain itu, beberapa obat dapat membantu menurunkan risiko tertular HIV. Namun, pencarian vaksin untuk mencegah infeksi HIV relatif lambat.

    Fokus penelitian vaksin HIV (per tahun 2023) adalah pengembangan antibodi yang dapat mencegah virus menginfeksi sel inang. Vaksin subunit protein telah menjadi pendekatan utama yang menargetkan bagian virus tertentu. Salah satu tantangan utamanya adalah HIV bermutasi dengan cepat dan berintegrasi ke dalam gen inang, yang berarti antibodi tingkat tinggi yang bertahan lama harus ada selama infeksi untuk mencegah virus keluar dan memberikan kekebalan yang mensterilkan.

    Menurut Steven Deeks, peneliti vaksin dan profesor kedokteran di Universitas California, San Francisco (UCLA), teknologi yang sama yang digunakan dalam vaksin mRNA dapat digunakan untuk membuat vaksin HIV. Vaksin mRNA memberi tubuh materi genetik yang membantunya menghasilkan fragmen protein virus. Proses ini melatih sistem kekebalan untuk mengenali virus dan merespons dengan lebih efektif jika virus tersebut menyerang lagi. Para peneliti kini dapat membuat dan menguji vaksin baru dengan lebih cepat, sehingga memungkinkan mereka merancang vaksin yang dapat menghasilkan antibodi spesifik yang diperlukan.

    Dampak yang mengganggu

    Meskipun teknologi vaksin menjanjikan, berbagai penelitian menemui beberapa hambatan. Pada bulan Oktober 2017, penelitian HVTN 505, yang menguji pendekatan profilaksis dalam pembuatan vaksin HIV menggunakan vaksin vektor hidup, telah selesai. Penelitian ini melibatkan lebih dari 2,500 peserta, namun dihentikan ketika peneliti menemukan bahwa vaksin tersebut tidak efektif dalam mencegah penularan HIV atau mengurangi jumlah virus dalam tubuh. Sementara itu, pada tahun 2020, Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) mengumumkan menghentikan uji coba vaksin HVTN 702. Meskipun vaksin tersebut dinyatakan aman selama uji coba, data independen dan dewan pemantauan keamanan menyatakan bahwa vaksin tersebut tidak efektif dalam mencegah penularan virus. 

    Meskipun terdapat kegagalan, para ilmuwan kemungkinan akan terus mempelajari bagaimana mRNA dapat digunakan untuk membuat vaksin HIV yang lebih tangguh. Contohnya adalah HVTN 302, sebuah proyek yang didanai oleh NIH yang mengevaluasi tiga vaksin mRNA eksperimental. Perusahaan biofarmasi Moderna telah mengembangkan vaksin ini, yang masing-masing mengandung protein lonjakan berbeda dari permukaan HIV. Dengan semakin banyaknya percobaan seperti ini yang dimulai, investasi dalam penelitian mRNA dan penyuntingan genetik kemungkinan akan meningkat, termasuk kemitraan antara perusahaan bioteknologi dan lembaga penelitian.

    Selain itu, para ilmuwan sedang menyelidiki potensi penggunaan beberapa vaksin HIV sebagai bentuk pengobatan. Menurut Deeks, upaya besar sedang dilakukan untuk menemukan obat untuk infeksi HIV, karena sulit bagi sebagian orang untuk menerima dan mempertahankan terapi antiretroviral dalam jangka waktu lama. Tujuannya adalah untuk melatih sistem kekebalan tubuh agar bisa melawan virus secara mandiri dengan menggunakan vaksin tersebut. 

    Implikasi vaksin terhadap HIV

    Implikasi yang lebih luas dari vaksin HIV dapat mencakup: 

    • Mengurangi stigma yang terkait dengan HIV/AIDS, dan orang yang hidup dengan HIV mungkin merasa lebih nyaman mengungkapkan statusnya.
    • Menurunkan biaya perawatan kesehatan yang terkait dengan pengobatan HIV dan infeksi terkait, serta mengurangi beban HIV pada perekonomian di seluruh dunia.
    • Lebih banyak kebijakan pemerintah dan keputusan pendanaan terkait dengan pencegahan dan pengobatan HIV. 
    • Mengurangi penyebaran HIV pada populasi yang paling berisiko, termasuk kaum muda.
    • Peluang kerja baru dalam penelitian dan pengembangan vaksin, serta dalam produksi dan distribusi vaksin.
    • Pergeseran cara masyarakat berpikir dan berbicara tentang HIV/AIDS, menyebabkan perubahan dalam praktik budaya terkait pencegahan HIV.
    • Mengurangi beban HIV/AIDS pada populasi di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berkembang dimana akses terhadap pengobatan terbatas.
    • Lembaga kesehatan nasional menerima lebih banyak dana dari perusahaan bioteknologi.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Bagaimana negara Anda mengatasi infeksi HIV?
    • Bagaimana bioteknologi, pemerintah, dan lembaga penelitian dapat bekerja sama untuk mempercepat pengembangan vaksin HIV?

    Referensi wawasan

    Tautan populer dan institusional berikut dirujuk untuk wawasan ini: