Video game yang mendukung AI: Bisakah AI menjadi desainer game berikutnya?

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Video game yang mendukung AI: Bisakah AI menjadi desainer game berikutnya?

Video game yang mendukung AI: Bisakah AI menjadi desainer game berikutnya?

Teks subjudul
Video game menjadi lebih ramping dan interaktif selama bertahun-tahun, tetapi apakah AI benar-benar membuat game yang lebih cerdas?
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • 27 April, 2023

    Dengan kemajuan kecerdasan buatan (AI), mesin dapat menghasilkan video game menggunakan algoritme dan pembelajaran mesin (ML). Meskipun game yang dihasilkan AI berpotensi menawarkan fitur unik dan inovatif, masih harus dilihat apakah game tersebut dapat menandingi kreativitas dan intuisi perancang game manusia. Pada akhirnya, kesuksesan game yang dihasilkan oleh AI akan bergantung pada seberapa baik game tersebut dapat menyeimbangkan inovasi dan pengalaman pengguna dengan ekspektasi pemain manusia.

    Konteks video game yang mendukung AI

    Video game yang mendukung AI telah memungkinkan pembelajaran mesin berkembang cukup untuk mengalahkan manusia di game tertentu. Misalnya, sistem DeepBlue IBM mengalahkan grandmaster catur Rusia Garry Kasparov pada tahun 1997 dengan memproses berbagai cara manusia memainkan permainan tersebut. Laboratorium ML terbesar saat ini, seperti Google DeepMind dan unit riset AI Facebook, menggunakan metode yang lebih canggih untuk mengajari mesin cara bermain video game yang lebih canggih dan kompleks. 

    Laboratorium menggunakan jaringan saraf dalam yang memungkinkan perangkat memproses lapisan dan lapisan data yang menjadi lebih akurat dalam menghubungkan gambar dan teks dari waktu ke waktu. Video game kini dapat menampilkan resolusi tajam, dunia terbuka, dan karakter intuitif yang tidak dapat dimainkan yang dapat berinteraksi dengan pemain dalam berbagai cara. Namun, para peneliti setuju bahwa tidak peduli seberapa pintar AI, mereka masih dikendalikan oleh aturan khusus. Saat AI diizinkan membuat video game sendiri, game ini kemungkinan besar terlalu tidak terduga untuk dapat dimainkan.

    Terlepas dari keterbatasannya, video game buatan AI sudah mulai bermunculan di pasaran. Game-game ini dibuat menggunakan algoritme ML yang dapat menganalisis pola dan perilaku pemain untuk menciptakan pengalaman bermain game yang dipersonalisasi. Permainan dirancang untuk beradaptasi dengan preferensi pemain individu. Saat pemain melanjutkan permainan, sistem AI menghasilkan konten dan tantangan baru untuk membuat pemain tetap terlibat. 

    Dampak yang mengganggu

    Potensi AI untuk menciptakan dunia, karakter, dan desain level game yang lebih kompleks sangatlah besar. Pada tahun 2018, rekan peneliti Royal Academy of Engineering Mike Cook melakukan streaming di platform game Twitch bagaimana algoritme yang dia buat (disebut Angelina) merancang game secara real time. Meskipun Angelina hanya dapat mendesain game 2D, untuk saat ini, ia menjadi lebih baik dengan membangun game sebelumnya yang dirakitnya. Versi awal tidak dapat dimainkan, tetapi Angelina telah belajar untuk mengambil bagian yang baik dari setiap game yang dirancangnya untuk membuat versi terbaru yang jauh lebih baik. 

    Cook mengatakan bahwa di masa mendatang, AI dalam video game akan menjadi co-designer yang memberikan saran secara real-time kepada kolaborator manusianya untuk meningkatkan pengalaman bermain game. Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat proses pengembangan game, memungkinkan studio game yang lebih kecil berkembang dengan cepat dan bersaing dengan studio yang lebih besar di industri tersebut. Selain itu, AI dapat membantu desainer menciptakan pengalaman bermain game yang lebih imersif dan personal bagi para pemain. Dengan menganalisis perilaku dan preferensi pemain, AI dapat menyesuaikan tingkat kesulitan gameplay, menyesuaikan lingkungan, dan bahkan menyarankan tantangan agar pemain tetap terlibat. Fitur-fitur ini dapat menghasilkan pengalaman bermain yang lebih dinamis yang berkembang seiring kemajuan pemain melalui permainan, membuat seluruh pengalaman kondusif untuk bermain berulang.

    Implikasi dari video game yang mendukung AI

    Implikasi yang lebih luas dari video game yang mendukung AI dapat meliputi:

    • Penggunaan jaringan permusuhan generatif (GAN) untuk membangun dunia yang lebih dapat dipercaya dengan melatih algoritme untuk menyalin (dan meningkatkan) referensi kehidupan nyata secara akurat.
    • Perusahaan game yang mengandalkan pemain AI untuk memainkan game uji coba dan menemukan bug lebih cepat.
    • AI yang dapat menciptakan skenario saat permainan berlangsung berdasarkan preferensi pemain dan data pribadi (yaitu, beberapa level mungkin mencerminkan kampung halaman pemain, makanan favorit, dll.).
    • Video game buatan AI dapat memengaruhi perilaku sosial dengan mempromosikan perilaku adiktif, isolasi sosial, dan gaya hidup tidak sehat di antara para pemain.
    • Masalah privasi dan keamanan data karena pengembang game mungkin mengumpulkan dan menggunakan data pribadi untuk meningkatkan pengalaman bermain game.
    • Pengembangan teknologi baru dan mekanisme permainan yang inovatif, yang dapat mempercepat adopsi teknologi virtual dan augmented reality.
    • Berkurangnya kebutuhan akan perancang dan pemrogram game manusia, yang menyebabkan hilangnya pekerjaan. 
    • Peningkatan konsumsi energi perangkat keras game dan produksi limbah elektronik.
    • Berbagai implikasi kesehatan, seperti meningkatkan fungsi kognitif atau meningkatkan perilaku sedentary.
    • Industri luar, seperti pemasaran, yang dapat mengintegrasikan inovasi game AI ini ke dalam gamifikasi operasi dan layanan mereka.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Menurut Anda, bagaimana lagi AI akan merevolusi industri game?
    • Jika Anda seorang gamer, bagaimana AI meningkatkan pengalaman bermain game Anda?